Selasa, 03 Januari 2017

AKUNTANSI SURAT BERHARGA


AKUNTANSI SURAT BERHARGA
(Marketable Securities)

Surat-surat berharga terdiri dari saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki perusahaan untuk jangka waktu pendek maupun panjang. Surat-surat berharga yang dimiliki untuk jangka pendek disebut dengan istilah investasi jangka pendek, sedangkan surat-surat berharga yang dimiliki untuk jangka panjang disebut dengan investasi jangka panjang.

Ciri-ciri dari surat berharga dengan tujuan investasi jangka pendek adalah sebagai berikut.
  1. mempunyai pasar, yaitu pasar modal sehingga sura-surat berharga dapat diperjualbelikan dengan segera.
  2. Surat-surat berharga dapat dijual kembali dengan mudah dipasar modal jika perusahaan mengalami kebutuhan dana untuk kegiatan perusahaan.
  3. Kepemilikan surat-surat berharga tidak bertujuan untuk menguasai perusahaan lain.
Pasar modal di Indonesia dikenal dengan bura efek. Jadi, seseorang atau sebuah perusahaan yang berkeinginan untuk membeli sebuah surat berharga, maka seseorang tersebut cukup menghubungi broker saham yang ada. Broker saham akan menerusakan permintaan pembeli ke bursa efek. Sebaliknya, jika seseorang/perusahaan hendak menjual saham yang dimiliki maka broker akan meneruskan permintaan penjual ke bursa. Informasi tentang harga pasar surat-surat berharga dapat diketahui dari waktu ke waktu di bursa efek dan surat kabar di Indonesia.
Ciri yang kedua dan ketiga dari surat-surat berharga adalah berhubungan dengan tujuan kepemilikan. Sebuah perusahaan bertujuan untuk memiliki suarat-surat berharga adalah untuk memutarkan kelebihan dana yang menganggur sehingga diperoleh laba tambahan untuk perusahaan jika dibandingkan dengan menyimpan kebihan dana dalam bentuk uang, yang tidak menghasilkan apa-apa. Jadi maksud utama kepemilikan surat-surat berharga adalah untuk memperoleh tambahan keuntungan, bukan untuk menguasai perusahaan lain.
Sedangkan untuk investasi jangka panjang adalah kepemilikan surat-surat berharga dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lain.

Pencatatan perolehan surat-surat berharga.
Harga perolehan surat berharga terdiri dari harga beli dan biaya-biaya lain yang timbul dalam transaksi, seperti koisi broker. Misalnya pada tanggal 21 April 2016 perusahaan AAA membeli 1.000 lembar saham PT YYY dengan harga Rp. 10,00 untuk tiap lembar saham. Komisi broker yang dibebankan adalah 1%. Transaksi imi akan dicatat sebagai berikut.
(Debit)                       Surat-surat berharga                       10.100
            (Kredit)                      Bank                                                   10.100

perhitungan harga perolehan surat-surat berharga sebesar Rp. 1o.1oo adalah sebagai berikut.
            Harga beli saham  1.000 x Rp. 10,00                      = Rp. 10.000
            Komisi broker (1%)                                                 = Rp.       100
                        Total harga perolehan                                  = Rp. 10.100
Penjualan
Jika perusahaan AAA memerlukan dana pada tanggal 03 Juli 2016, saham PT YYY diatas dijual dengan harga Rp. 10,50 per lembar. Untuk penjualan ini dibebani komisi broker sebesar 1%. Ayat jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut.
(Debit)                       Bank                                                   10.395
            (Kredit)                      surat-surat berharga                                    10.100
            (Kredit)                      Laba atas penjualan SSB                        295

penerimaan kas sebesar Rp. 10.395 dihitung sebagai berikut.
Harga jual saham; 1.000 x Rp. 10,50)        = Rp.    10.500
Komisi broker (1%)                                     = Rp.       ( 105)
Nilai penjualan (besih)                                = Rp.   10.395
Harga perolehan saham adalah                  = Rp.   10.100
Laba atas penjualan SSB                              = Rp.          295

Penjualan deviden
Jika sebelum surat-surat berga dijual, perusahaan AAA menerima deviden maka deviden ini dicatat sebagai pendapatan. Jika pada tanggal 1 Juni 2016 PT YYY memutuskan untuk memberikan deviden sebesar Rp. 1,00 untuk setiap lembar saham. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat pendapatan deviden adalah sebagai berikut.
(Debit)                       Bank                                       1.000
            (Kredit)                      Pendapatan deviden                        1.000

jumlah penerimaan deviden sebesar Rp. 1.000 diperoleh dari hasil kali 1.000 lembar saham Dengan deviden Rp. 1,00 per lembar saham.

Jurnal penyesuaian
Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga yang terendah antara harga pokok dengan harga pasar (lower of cost or market) mengharuskan adanya jurnal penyesuaian jika harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan harga pokok. Jika pada tanggal 31 Mei 2016 harga saham PT YYY di bursa efek turun menjadi Rp. 9,90. Hal ini menunjukkan bahwa jika saham PT YYY diatas dijual maka hasil yang diperoleh;

Harga pasar saham ; 1.000 x RP. 9,90                   = Rp. 9.900
Komisi makelar (1%)                                                 = Rp.   (99)
            Nilai pasar (bersih)                                         = Rp. 9.801

Jika nilai pasar (bersih) Rp. 9.801 dibandingkan dengan harga perolehan di atas Rp. 10.100, hal ini menunjukkan adanya kemungkinan rugi sebesar Rp. 200.  Kemungkinan rugi ini, dibebankan pada laba rugi bulan berjalan. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut.

(Debit)           Kerugian atas penurunan sura-surat berharga   299
(Kredit)                      Surat-surat berharga                                                           299

Jadi, jurnal diatas langsung mengurangi perkiraan surat-surat berharga sebagai akibat daru kerugian karena penurunan harga. Kerugian karena penurunan surat-surat berharga dapat juga mengkreditkan perkiraan yang diberi nama Penyisihan untuk Penurunan Nilai Surat-surat Berharga.
Dengan dibuatnya jurnal penyesuaian ini, surat-surat berharga akan disajikan dalam neraca sesuai nilai pasar, yaitu sebesar Rp. 9.801. Apabila pada tanggal neraca harga pasar lebih tinggi daripada harga pokok, maka jurnal penyesuan seperti diatas tidak perlu dibuat sehingga dalam neraca perkiraan surat-surat berharga tetap dilaporkan pada harga pokoknya.

Daftar surat-surat berharga
Saldo perkiraan sura-surat berharga pada tanggal neraca memerlukan daftar pendukung dengan perincian menurut jenisnya. Perincian ini harus sesuai dengan surat-surat berharga yang secara fisik ada dalam perusahaan. Contoh perincian surat-surat berharga adalah sebagai berikut.

PT SENTOSA
DAFTAR SURAT-SURAT BERHARGA
31 DESEMBER 2016
No
Nama Perusahaan
Jumlah lembar
Nilai Nominal
Total
1
PT SSS
10.000
100
1.000.000
2
PT ABD
20.000
150
3.000.000
3
PT DHK
5.000
125
625.000
4
PT PQR
15.000
350
5.250.000
5
PT STV
25.000
175
4.375.000
6
PT ZAZ
30.000
250
7.500.000

Jika terjadi jual atau beli atas tiap-tiap jenis surat-surat berharga diatas maka perlu dilengkapi daftar diatas dengan harga perolehan, harga penjualan dan saldo untuk tiap-tiap jenis surat-surat berharga. Daftar ini dapat dianggap sebagai buku tambahan dari perkiraan surat-surat berharga.







                  

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review